Thursday, August 14, 2008

Jalan-jalan ke FRANKFURT, The Gate to Europe

Photobucket

Frankfurt bukanlah kota turis. Tetapi saat pertama kali mengunjunginya, suasana dan lingkungannya begitu mengesankan, begitu berbeda dibanding kota-kota lain di Jerman. Kota ini adalah bukti nyata perjalanan sejarah, perpaduan antara masa lalu dan masa kini. Meskipun memiliki tingkat kejahatan cukup tinggi dibanding kota-kota di Jerman lainnya, Frankfurt selalu menempatkan diri dalam jajaran 10 kota terbaik untuk tinggal dan kota teraman di dunia.

Mulanya saya hanya menjadikan Frankfurt sebagai kota persinggahan liburan Eropa pertama, karena penerbangan ke Eropa yang saya pilih tidak memiliki perhentian di kota tujuan. Tetapi kemudian, Frankfurt menjadi kota pertama yang saya syukuri merupakan pengantar yang cukup menyenangkan untuk mengenal Eropa dan kekayaan sejarah masa silamnya.

Kunjungan saya mulai dari Römerberg, yaitu alun-alun atau lapangan utama di kota tua (Altstadt) Frankfurt. Lapangan ini memang kerap dijadikan titik awal perjalanan wisata dalam kota. Nama Römerberg berasal dari bangunan balai kota Frankfurt, yang disebut Römer. Balai kota ini dibangun antara abad 15 dan 18 dengan gaya arsitektur Gothic. Bangunan utamanya dikenal sebagai Zum Römer, yang berarti penghormatan kepada Romawi. Bila sempat melongok Kaisersaal, yaitu ruang bersejarah tempat penobatan Kaisar Romawi, anda akan menyaksikan foto-foto 52 raja-raja dan kaisar Jerman, dari Friedrich Barbarossa yang memerintah pada tahun 1152 hingga Franz II, yang berkuasa pada tahun 1806.

Lapangan ini hingga kini memang merupakan ruang terbuka yang kerap menjadi ajang aneka kegiatan kota. Semuanya berlangsung sejak abad ke-12, saat perdagangan besar-besaran dimulai di Römerberg. Bursa niaga ini menarik minat para pengunjung dan pedagang hingga dari Italia dan Perancis. Karena letaknya yang strategis, membuat kawasan ini jadi pilihan tempat utama penyelenggaraan berbagai pameran dan perayaan, termasuk perayaan penobatan Kaisar Romawi dulu.

Di sebelah timur lapangan, berseberangan dengan Römer, terdapat sederet bangunan rumah kayu yang dikenal dengan sebutan Ostzeile. Inilah rekonstruksi bangunan rumah-rumah khas Jerman abad ke 15-16, yang pernah luluh lantak oleh pemboman Inggris saat perang dunia ke-dua. Jadi, bangunan yang saya saksikan adalah rekonstruksi yang baru selesai dibangun pada tahun 1983.

Sementara di sebelah selatan Römerberg terdapat Historisches Museum yang menyuguhkan rekaman perjalanan sejarah kota Frankfurt. Di sini saya sempat menyaksikan maket kota Frankfut jaman pertengahan, sebelum diporak-porandakan oleh perang. Lalu di depan Historisches Museum terdapat Alte Nikolaikirche, gereja gothic permulaan yang dibangun pada tahun 1290. Dulunya bangunan ini digunakan sebagai gereja pengadilan untuk kaisar hingga abad ke-15. Kalau kebetulan anda berada di area ini pukul 9:05, 12:05 dan 17:05, anda akan mendengar dentang rangkaian 35 lonceng yang ada di sini. Saya pun membayangkan suasana keriuhan jual beli yang ditingkah dengan dentang bel pertanda hari itu.

Lalu di tengah lapangan ini terdapat Gerechtigkeitsbrunnen atau air mancur keadilan yang dibangun pada tahun 1543. Di tengah-tengahnya berdiri patung Dewi Keadilan membawa timbangan keadilan, tetapi tanpa penutup mata seperti biasanya. Sebelum bergerak meninggalkan kawasan Römerberg, tak ada salahnya melongok tourist office, untuk mendapatkan peta wisata maupun berbagai brosur penawaran yang mungkin anda perlukan. Misalnya promo city guided tour maupun brosur café dan restauran yang beberapa desainnya cukup menarik.

Beberapa langkah dari Römerberg dapat dijumpai Paulskirche, atau gereja St. Paul, yang dibangun antara tahun 1789 dan 1833. Bangunan bergaya neo-klasik ini merupakan tempat cikal bakal demokrasi di Jerman, yaitu pada tahun 1848 digunakan sebagai pemilu nasional pertama parlemen Jerman, dan penentuan konstitusi jerman pertama yang merupakan bagian dasar randangan hukum Jerman modern. Kini di sini sering digelar berbagai pameran dan pertemuan akbar serta acara acara resmi lainnya.

Kunjungan berikutnya adalah ke Alte Oper, gedung pertunjukan opera Frankfurt yang diresmikan pada tanggal 20 Oktober 1880. Bangunan monumental karya arsitektur Berlin, Richard Lucae, ini kini hanya digunakan sebagai concert hall. Gedung setinggi 34 meter yang juga dikenal dengan jenjang anak tangganya yang anggun, atau imperial staircase-nya ini, termasuk gedung opera penting di Jerman. Banyak opera populer di jamannya ditampilkan pertama kali di sini, antara lain pementasan Carmina Burana oleh Carl Orff. Perlu anda tahu, rekonstruksi gedung Alte Oper setelah pemboman pada tahun 1944 tetap mempertahankan bentuk eksterior dan lobby aslinya. Tak heran bukan bila kini bangunan ini tetap tampak memukau, dan sangat menonjol di antara bangunan-bangunan modern di kawasan perbankan? Sesaat mengistirahatkan kaki, saya sempat minum di café-café yang ada di sini. Kalau anda mau, nikmati saja pemandangan dari café yang terdapat di lantai 3. Atau, bisa juga bersantai di air mancur yang berada tepat di depan bangunan, yang bertuliskan Dem Wahren, Schönen, Guten, atau yang berarti ‘yang benar, yang indah, yang baik’.

Bila anda cukup menikmati kunjungan ke museum, terutama lukisan, sempatkan mengunjungi Museum Seni Städel. Beberapa koleksinya dijamin Anda kenal, sekalipun Anda bukan penyuka lukisan. Mulai dari Rembrandt, Vermeer, Monet, Van Gogh, Cézanne, Matisse, Picasso dan Bacon. Tiga jam berkeliling rasanya belum puas. Saya bahkan tak sempat memberikan perhatian yang cukup pada setiap lukisan, karena keinginan untuk melihat banyak hal. Museum lain yang saya suka adalah Museum fur Moderne Kunst atau museum seni rupa modern. Bangunannya sendiri pun memang bentuk karya seni, yang dirancang oleh arsitek Austria, Hans Hollein. Selain pameran tetap, di museum ini juga terdapat pameran tambahan yang tak kalah menariknya. Anda juga diperbolehkan menggunakan kamera di sini.

Pemandangan Luar Ruang

Meskipun tidak seheboh bangunan di Asia misalnya, pemandangan kota Frankfurt memang cukup mengesankan. Bersih dan tampak rapi tertata. Saya memutuskan untuk mengunjungi Mainturm yaitu gedung tertinggi keempat di Frankfurt, yang ‘hanya’ setinggi 200 meter. Dengan 4,50 euro, saya bisa menyaksikan pemandangan kota Frankfurt, dan memotret pemandangan kota dari ketinggian. Di bawah skyscrapers, Frankfurt tampak seperti layaknya kota-kota di Jerman, dan paduan kontras antara bangunan-bangunan tua di Altstadt dengan konstruksi modern baja dan kaca yang mengkilap tampak menyeruak ke langit. Memberi aksen tersendiri untuk keindahan panorama kota. Dari Mainturm juga terlihat Europaturm atau disebut Ginnemer Spaschel (yang berarti Asparagus Ginnheim), yang terletak di Bockenheim. Bangunan setinggi 335 meter ini adalah bangunan menara pemancar televisi. Hanya saja kini Europaturm ditutup untuk khalayak umum.

Puas dengan pemandangan dari ketinggian, saya berjalan-jalan melintasi tepian sungai Main. Anda juga bisa menyaksikan keindahan panorama kota dari pinggiran sungai. Bagian yang cukup menarik untuk diperhatikan di sini adalah beberapa jembatan yang menjadi penghubung dua sisi sungai, sekaligus aksen keindahan kota. Salah satu jembatan yang terkenal dan paling berkarakter adalah Eiserner Steg atau jembatan besi. Jembatan yang selesai dibangun pada tahun 1869 ini menghubungkan pejalan kaki dari Renenturm di Altstadt, dengan kawasan Sachsenhausen yang populer dengan deretan bar dan restauran. Kabarnya, jembatan ini dimaknai sebagai perlambang hasrat manusia untuk melintasi sungai dan bertemu dengan manusia lain. Maksud yang indah dan mulia, bukan?

Mumpung berada di area Sachsenhausen, saya juga menyempatkan diri melewati rumah penulis kebanggan Jerman Johann Wolfgang Goethe, atau von Goethe. Ia lahir di Frankfurt pada tanggal 28 Agustus 1749. Saya juga sempat melalui tempat yang katanya terbaik untuk menikmati matahari di musim panas, yaitu Holzhausenpark. Sekalipun sesekali saya merasa dinginnya hembusan angin sekalipun di musim panas, saya tetap tidak tergoda untuk berlama-lama di taman ini. Yang pasti, taman ini tampak menonjol karena puri kecil Holzhausenschlossen yang dicat putih diantara hijaunya pepohonan yang menaungi.

Untuk pemandangan kota yang lebih seru, petugas di hotel menyarankan untuk memotret di kawasan Hauptwache. Benar saja, pemandangan kesibukan kota terlihat jelas di sini. Maklum, hampir semua jalur transportasi Frankfurt melintas di kawasan ini. Bahkan sekalipun tak mengenal namanya, banyak orang akan menemukan kawasan ini dengan sendirinya. Bangunan utama di sini adalah Hauptwache, yaitu bangunan bergaya baroque dari abad 18, yang dulunya merupakan kantor pertahanan, dan pernah pula dijadikan sebagai penjara dan kantor polisi. Buat saya, di sini merupakan pilihan tepat untuk untuk mengistirahatkan kaki dan melepas dahaga, setelah sepanjang siang berjalan.

Kalau anda memilih untuk menyalurkan hobby belanja, langsung saja siapkan dompet dan kartu kredit dari sini. Karena disini juga merupakan awal dari Zeil, kawasan perbelanjaan tersibuk di Frankfurt dan Jerman. Galeria Kaufhof department store yang legendaris juga terdapat di kawasan ini. Dari atap Zeilgalerie juga dapat disaksikan pemandangan kota, sambil memesan cemilan dan minuman, terutama bila bila anda mendapatkan kursi. Kalau tidak, bisa juga berjalan melintasi atap ke department store di sebelah, tempat café yang juga menyediakan beberapa bangku di luar ruang. Pemandangan panorama Frankfurt di sini paling menarik disaksikan pada pagi atau sore hari.

Yang juga tak boleh dilewatkan di Frankfurt tentu saja mengabadikan patung Hammering Man, yang merupakan simbol kota Frankfurt, dan lambang kerja keras. Patung setinggi 21 meter ini adalah karya seniman Amerika Jonathan Borofsky, dan di Frankfurt merupakan yang tertinggi dari patung serupa yang terdapat di berbagai kota-kota dunia, termasuk di New York, Los Angeles dan Seattle. Meski kabarnya sekarang sedang rusak dan tidak ‘memalu’ lagi, patung ini sebenarnya dirancang untuk terus memukul palu setiap hari, dari jam 7 pagi hingga jam 10 malam, dan hanya beristirahat di malam hari dan di hari buruh saja.

Frankfurt juga memiliki beberapa klub dugem yang menyemarakkan malam. Beberapa di antaranya hanya mematok 10 euro untuk dapat bersantai, bersama pengunjung yang banyak diantaranya adalah para banker dan lawyer. Karena kebetulan saya mengunjungi Frankfurt di akhir pekan, saya memilih Cocoon Club yang trendy dan populer itu. Ruangannya cukup terbuka dan lega dengan sofa dan bantal nyaman, serta penataan lantai remang-remang dan berbeda-beda ketinggian. Mungkin jalanannya akan terasa membingungkan dalam keadaan mabuk. Sementara racikan musik nonstop dari DJ mencampurkan banyak jenis lagu, saya kira untuk menyenangkan semua pengunjung yang datang untuk menikmati malam. Catatan saya adalah, porsi makanan yang disajikan di sini ternyata kecil. Di The Cocoons anda bisa menyendiri dari kerumunan pengunjung dan memilih jenis musik sendiri, hingga layanan langsung ke meja anda. Tentu saja ini berlaku hanya di bagian VIP.

Sistem transportasi yang baik juga menjadi keunggulan Frankfurt yang patut dipertimbangkan. Dari Frankfurt kita bisa mengunjungi kota–kota lain di Jerman maupun Eropa dalam satu perjalanan kereta. Bahkan Berlin dapat ditempuh hanya dengan 4 jam perjalanan kereta langsung. Sebelum meninggalkan Frankfurt menuju Berlin, saya menyempatkan diri berkeliling di Mainz, kota kecil satu jam perjalanan jauhnya dari Frankfurt.

Tips Praktis dari Frankfurt
1. Cukup aman berada di dalam area stasiun kereta utama di Frankfurt, Hauptbahnhof. Polisi cukup banyak terlihat. Saran banyak diberikan untuk menghindari area di luar stasiun, terutama bila malam telah tiba. Selain itu berdandanlah sewajarnya, tanpa membuat orang menaruh perhatian pada barang-barang anda. Berwaspada lebih baik, bukan?
2. Berhati-hatilah terhadap polisi palsu, misalnya di daerah Zeil. Kadang-kadang ada orang akan menanyakan passport dan keaslian uang anda. Hindari saja. Polisi asli tak akan menanyai passport, apalagi memastikan keaslian uang anda. Sebaiknya tinggalkan passport asli di hotel, dan hanya membawa copy-nya selama berjalan-jalan.
3. Membeli Eurail Pass atau paket tiket perjalanan dengan kereta prabayar, khusus untuk pengunjung dari luar Eropa, memang menyamankan. Tetapi biasanya hanya paket tiket kelas 1 yang tersedia. Anda bisa memperolehnya di agen perjalanan terdekat. Prakteknya, lebih murah untuk membeli tiket perjalanan di tempat. Anda bisa membeli tiket kelas dua, yang masih tetap nyaman dan dijamin bersih.
4. Liburkan high heels anda, dan gunakan sepatu jalan atau sandal yang nyaman. Ingat, banyak jalanan tua di kota-kota Eropa tersusun dari bebatuan yang cukup terjal.
5. Untuk kenyamanan perjalanan anda, bawalah payung lipat. Cuaca Frankfurt yang tak menentu kadang-kadang memaksa kita untuk menggunakan payung.
6. Peraturan di Jerman mewajibkan kegiatan usaha pada umumnya untuk libur di hari Minggu. Kecuali, penjaja makanan dan restauran. Selebihnya, anda tak bisa membeli apapun pada hari Minggu. Jadi, bersiap-siaplah untuk berbelanja sebelum hari Minggu.

No comments:

hit tracker
hit tracker