Wednesday, July 30, 2008

Chit-Chat


Embel-embel sponsor rokok untuk konser Alicia Keys di Jakarta disingkirkan. Demi campaign for Tobacco-Free Kids, meminimalisir kebiasaan merokok generasi muda.
• Apakah Indonesia mau segera berbenah dan bersinergi untuk bisa bersaing, paling tidak dengan Singapura? Adhi KSP mengingatkan kata sinergi pada Indonesia, saat mencermati Jakarta Great Sale 2008.
Empat dari sepuluh bayi yang lahir tahun lalu di Belanda merupakan anak dari orang tua yang tidak menikah. Jumlah ini adalah dua kali lebih banyak dari sepuluh tahun lalu. Begitu data yang dilansir biro pusat statistik Belanda.
Semua maskapai penerbangan Indonesia dinilai belum bisa memperbaiki standar keamanan. Dengar pakar penerbangan Tom Ballantyne di sini. Walaupun dianggap tidak merugikan (dari segi penurunan pemasukan), larangan ini tetap merupakan pukulan keras untuk citra dunia wisata Indonesia di mata internasional. National awakening to survive and to introspect, don't you think?

{Photo via WENN} Continue >>

Friday, July 25, 2008

Paramour Highlite

Continue >>

Thursday, July 24, 2008

5th Jakarta Wedding Festival 2008

Regarding your coming wedding, or honeymoon (again), why don't you visit the 5th Jakarta Wedding Festival 2008? Taking place in Jakarta Convention Centre Jl. Jendral Gatot Subroto (Assembly Hall 1,2,3), this event will be held on July 24th - July 27th, 2008.

Photobucket
{Designed by Lotus Decor Jakarta}

Although there are several other wedding exhibitions along the year, this event is definitely the most anticipated wedding fair, several wedding vendors said. Choices of wedding venues, honeymoon hotels, bridal houses, suits, photography services, catering services, etc. are ready to welcome you with 'friendly' packages and freebies. Array of participants design their space the way they are actually (or philosophically), to seduce you all to spend some time in their space. Now, would you?
Further details: 62-21 310 7117. Organized by: PT Dyandra Promosindo Continue >>

Wednesday, July 23, 2008

Didi Budiardjo: Paramour

Photobucket

Didi Budiardjo was showing Paramour, his evening and wedding collection 2008-2009, at Hotel Mulia, Jakarta (23/07). He create hour glass silhouette collection, ranging from slim till spectacularly volume, using material such as chiffon, taffeta, lace, tulle, shantung and organza. The 46 gown and 20 kid’s gown was presented in Paris atmosphere at the 50’s, with the stage designed as a French-garden alike. He brought down the fairy tale world to real, as he is renowned so far.

Photobucket

"Designing with love, experimenting with new thoughts, as well as finding some innovations and new developments, it is inspired by Dior's flowery gown, flower fragrance of Jollie Madame perfume (Pierre Balmain), and the 50's haute couture," the Atelier Fleuri Delaporte Paris alumnus (1991) told. Joining him yesterday was Peter Saerang for make up and hair do, Rinaldy A. Yunardi for accessories, and Fendy Wong Hand Made Shoes. Continue >>

Chit-Chat


Is 'The Dark Knight's' Heath Ledger doomed at the Oscars?
Apakah Heath Ledger akan memenangi Oscar untuk Best actor atau supporting role?

"It's just like women. In fashion, they (men) want to be much more glamorous than they are or need to be."

Rekor dunia baru untuk nonstop karaoke diraih Kouvola Karaoke Club, Finland, dengan catatan waktu selama 446 jam 4 menit 5 detik.
Marathon karaoke dimulai 2 juli, dan sedianya akan berlangsung selama 600 jam. Sayangnya, marathon harus diakhiri karena tiba-tiba dalam periode dua jam ada lagu yang sama dinyanyikan, yang mana hal ini menyalahi peraturan.

• Bersiagalah setiap saat dengan menggunakan celana dalam yang pantas pakai, sekalipun tak terlihat. Ini dari kolom Resonansi-nya (19/07/08) Suara Merdeka (19/07/08). Continue >>

Monday, July 21, 2008

J.Lo cari 'nanny'


Masalah ibu-ibu se-dunia rupanya tak terlalu berbeda. Salah satunya soal mencari pembantu atau pengasuh anak. Kali ini dari rumah tangga pasangan J.Lo - Marc Anthony. Katanya, karena terlalu banyak tuntutan, nanny si kembar minta pamit. J.Lo minta nanny-nya kerja 16 jam setiap hari (tanpa libur). Nanny pertama betah seminggu, sementara yang kedua ini bisa bertahan lebih lama. Biasanya orang berduit akan menyewa satu nanny per anak, tapi mereka berharap satu nanny cukup untuk mengasuh keduanya.

Photo via Getty Images Continue >>

Rekomendasi NOMAT

Kalau Anda belum nonton, coba pilih The Dark Knight untuk tontonan malam ini. Saya nonton Sabtu kemarin di PI Mall 2. Buat saya, film ini justru menonjol karena aksi Joker (Heath Ledger). Sinis, tengil, cerdik, dan Heath begitu mantap menjiwai peran. Film aksi Hollywood ini benar-benar memanjakan imajinasi, dan sanggup melontarkan kita ke dalam kegelisahan masyarakat dan konflik di Gotham City, sambil mengagumi pesona Bruce Wayne (Christian Bale) yang tampil bak James Bond. Workshop Batman yang spacious dan trendy dengan entrance hidrolik yang dan pencahayaan ruangan yang elegan, apartment yang memperkaya referensi mimpi, mobil dan motor yang canggih dan siap dihancurkan begitu saja ... semuanya ada.

Photobucket

Kalau anda sedang tak menginginkan kehebatan Hollywood, pilih Taken yang tayang di Blitz. Saya menyaksikannya Rabu lalu untuk membuktikan, kalau film ini sanggup mengungguli Angelina Jolie dalam Wanted. Dan saya setuju. Jalinan cerita yang kuat memikat, dan karakter Liam Neeson yang pas dalam film ini membuat aksi menegangkan ini wajib masuk dalam daftar rekomendasi. Ok, selamat nonton!

Photobucket

Photos via IMDb Continue >>

Sunday, July 20, 2008

Sari's Farm: Gaze of Tranquility in Greenery

Visiting Sari’s Farm, on Friday afternoon, started my last weekend. Sari’s Farm is a valley-like 7000-m2 tropical garden, located in Bojong Neros, Semplak, Bogor. As the name suggest, it is owned by Sari Narulita, the editor-in-chief of Star Media Group (Indonesian Her World, Shape, and Maxim magazine), Indonesia. It is another way she did, to what it takes to inspire women.

Photobucket
{Imagine, brunch on an easy Sunday morning, and hear the singing bird, whispering leaves, and enjoy the breeze}

Her passion in doing the farm was started in 1991, when she bought the land. And now she wants to share it, by giving you the chance to hold an event in her farm, such as a farm weekend escape or outdoors party. To give an idea, many collections of plants are well treated and organized planted, with notes of plants' name/detail in this mini botanical. You may expect variety of exotic flowers like Heliconia’s, Ginger’s, Calathea’s, Amarilys, etc., accompanied by the greenery, and freshness air to breath.

Photobucket
Photobucket

Apart from the one hour drive from Jakarta (20 minutes drive from Bogor) and minimum direction signboards, please be aware of the rain. Renting Villa (3 bedrooms, living room, dining room, kitchen) is IDR 1.200.000,-/day, while Launching/Gathering/Seminar Package starting from IDR. 2.500.000,-/day. Further details, please refer to Sari’s Farm. Continue >>

Tuesday, July 15, 2008

Miss Universe 2008

Pemilihan ratu kecantikan sejagad yang berlangsung di Nha Trang, Vietnam, Senin (14/7), menobatkan Miss Venezuela, Dayana Mendoza, sebagai Miss Universe 2008. Gadis kelahiran Caracas (sumpah, bukan Ciracas), 1 Juni 1986 ini menyisihkan 80 kontestan dari seluruh penjuru dunia, termasuk Putri Raemawasti asal Indonesia. Miss Indonesia 2008 tampil dengan bikini kuning saat swimwear session. And NO, I do not want to write about wearing bikini, eastern norm value, or else. If you want it, just browse to almost every years discussion on this topics. But now, just enjoy.

Photobucket
{Putri Raemawasti. Via nigelmcloughlin}

Sementara Mei kemarin baru terpilih Sandra Angelia sebagai Miss Indonesia 2008. Klip kemenangan bisa disaksikan di sini ya. Saya sempat menyaksikan the second runner-up, Priscilla Supit, wakil dari Sulawesi Utara, berbagi cerita pengalamannya di Miss Indoneia 2008. Ia akhirnya mendaftar di hari terakhir, dan bahkan sempat ingin keluar dari masa karantina 15 hari karena merasa sangat berat dan tertekan.

Photobucket
{Priscilla Supit} Continue >>

Saturday, July 12, 2008

Have A Safe Weekend!

Cowok ber-tanktop dilarang masuk club!
• Katanya, Dewi-Marcell sepakat cerai. Sayang ga sih?
• Check out this paparazzi's action to Brit's new hair style.



Selamat berakhir pekan, bersama Polisi Jakarta! Continue >>

Proposal of Essential Image

Een maand werken voor 1,3 iced lattes per dag
* Nog even voor wie wil weten hoe het is om in een islamitisch land naar Sex and the City the Movie te gaan: de censoren leken netjes te hebben geknipt - als er al blootscènes misten, hebben we dat niet gemerkt. Zinnen als ‘the guy had funky tasting spunk‘ kunnen hier ook gewoon. Enige verschil: de zaal lag elke keer in een deuk als er zoenende mannen in beeld waren.
Being a country with the biggest Moslem's population, is quite an image. But somehow it’s become a sort of responsibility. Many with concerns would do their best to save the nation’s integrity and moral standard. Eyes of the nation are on the movie industry, although the days of sensual, erotic, and bed-sizzling Indonesian movies that appeared in the late 80s and early 90s are over. Apparently, censoring movies, banning, even street demonstrating by certain religion or student association movement are all done in several cases. One would said it's annoying and wasting time. Changing the channel, or just get the next show will be the suggestion to mind. Let me quote Indonesian Dream's thought of movie banning case as an extra insight.
"I also find it very funny with the fact that overseas erotic movies can freely enter the mainstream media of Indonesia with ease, but a copy version with local taste is treated with fury. Doesn’t it defeat the purpose?"
Being said that Indonesian youths are already morally corrupted in every way, is such a moral tragedy. I am not a moralist, I think. Yet I have no objection to the idea of keeping moral standard, to save the integrity and moral of young Indonesians. Someone should do this. We are not talking about the older generation integrity and moral here anyway. Unfortunately I do not see this effort done essentially, structurally, and continuously. Having the censorship institution doing their job is indeed not enough. Clear guidance (rules) on public performances is important, for the audience and the entertainment workers itself. But obviously age restriction is not enough believed to protect the Nation’s youth. Or is it being common that people couldn’t judge things as it should be and react maturely? What so funny is that many who criticize did not watching the controversial movie yet. Silly but true.

I don’t know why not village elders or the religious leaders taking control of their congregation. Those could teach them for God’s sake, right? And moreover making sure if they are understood and passing the normal-behaviour-tendency-of reactions-test (is there any such things?). Yes, moral and integrity are values come from within. Ironically people are proud to show off values they believe rather than working their faith personally. It is more important to have an image, than to hold a real value. If it is just my naïve thought. Continue >>

Thursday, July 10, 2008

Anak-anak Asuhan Televisi

Photobucket
{Obama menyesal telah membiarkan anaknya sekilas tampil di layar kaca. Via Anderson Cooper 360°.}

Terlepas dari pro dan kontra pendapat orang tentang kabar Obama, penampilan anak-anak memang sanggup mengundang simpati pemirsa. Anak-anak adalah cerminan nyata atau etalage dari kehidupan keluarganya. Jujur saja, biasanya mereka belum banyak bisa dilatih untuk ber-acting di hadapan orang lain.

Orang tua pada umumnya mungkin akan gembira mendapati anaknya tampil di layar kaca. Apalagi kalau karena prestasi anak. Yang justru membuat gemes adalah, mengapa justru anak-anak dibiarkan tampil bukan sebagai pribadinya? Pertanyaan ini muncul saat menyaksikan Idola Cilik di RCTI, dan acara-acara anak lainnya. Antara lain terlihat melalui dandanan yang dikarbit menjadi dewasa, nyanyian yang berkategori 17 tahun ke atas, tingkah dan gaya yang - mungkin anda juga sependapat - tidak lagi seperti anak anak yang polos (walaupun ada juga memang yang tingkah lakunya masih lucu, beberapa). Untuk menyamakan persepsi, saya mengacu kepada tampilan Tasya misalnya, dengan lagu Libur T'lah Tiba. Tampilan ceria, natural, dan lagu yang 'sesuai'.

Mereka yang beruntung tampil, bisa jadi adalah anak-anak biasa yang sebenarnya juga tak berharap bisa 'muncul'. Tapi bagaimana dengan anak-anak yang menyaksikan tayangan anak, dan kemudian cenderung belajar mengadaptasi gaya dan semua yang disiarkan di televisi? Anda setuju 'kan, bagaimanapun, media seperti telvisi memiliki pengaruh yang cukup kuat? Beruntung kalau orang tua masih memedulikan pertumbuhan kepribadian, perkembangan karakter anak dll, dan masih tetap mendampingi anak. Memang, tampil di depan umum juga memupuk rasa percaya diri anak. Tapi kalau tidak, bagaimanakah pengaruh dalam perkembangan mental kepribadian anak? Yang perlu diwaspadai, ada saja orang tua yang (sadar atau tidak sadar) menitipkan keinginan pribadi pada anaknya untuk tampil, menjadi terkenal. Ambisi ini yang kadang bisa jadi bumerang pertumbuhan kepribadian anak yang terpacu (baca: dikarbit).

Seingat saya, masa kanak-kanak tidak datang dua kali. Dan di masa inilah kepribadian anak dibentuk, menjadi suatu pondasi untuk kehidupan di masa dewasa kelak. Kenyataannya banyak orang tua yang sibuk bekerja (bahkan kedua orang tua bekerja). Giliran mbak, suster, atau siapa saja yang bisa dititiplah, yang akan mendampingi tumbuh kembang anak. Lebih parah lagi, uuntuk memudahkan pengawasan, anak diajak untuk menyaksikan siaran televisi. Mungkin berlebihan kalau generasi berikutnya disebut sebagai anak-anak asuhan televisi.

Dampak positif tentu ada, dan tidak dibahas kali ini. Tetapi, apakah anda orang tua, produser acara, penyelenggara siaran televisi, dan siapapun yang berkepentingan dengan masa depan bangsa, sadar akan kemungkinan negatif hal ini? Kalau keuntungan finacial dan popularitas mungkin menjadi pertimbangan utama, saya tidak bisa membayangkan bagaimana gaya hidup generasi selanjutnya.

Bisa saja saya tidak memedulikan hal ini, dan mengganti saluran televisi dengan acara lain. Tapi setidaknya, saya menyuarakan keprihatinan ini untuk menyambut hari anak-anak nasional, pada tanggal 23 Juli nanti. Continue >>

Monday, July 07, 2008

Bingung Mencari Inspirasi?

Tak jarang di antara kita harus kebingungan, mencari ide dan inspirasi untuk banyak hal. Saya juga mengalaminya. Dari sekadar kebingungan mendapat ide tulisan, ide desain, ide foto, ide untuk memperoleh pemasukan baru, dan sebagainya. Tak salah koran Seputar Indonesia menggunakan clue ini untuk menggaet pembaca baru. Belajar dari kawan-kawan yang lebih dahulu menekuni dunia kreatif bisa jadi akan memberi masukan yang bermanfaat.

1. Ide ada dimana-mana.
Sanggupkah kita melihat dan menangkap ide? Konon kita akan sanggup menangkap ide bila kita menguasai, memahami apa yang kita kerjakan, memahami market yang digarap dan selanjutnya. Yang banyak disarankan adalah menggali ide dari keseharian kita. Misalnya photographer Edward Suhadi dalam kampanye iklannya di beberapa majalah tentang pernikahan menyarankan untuk melihat ide pemotretan dari deretan cover CD, juga berbagai sampul buku. Bagaimanapun, kita perlu banyak berlatih dan belajar dari berbagai hal dan sumber.

2. Bagaimana menerapkannya?
Dalam dunia kerja dibutuhkan adanya kesepakatan, kesamaan persepsi dan ide, sebelum akhirnya kita dapat mewujudkan hasil yang sesuai dengan rancangan awal. Bila ide ini digunakan secara perseorangan, maka penerapan memerlukan acuan, evaluasi dari pihak lain, revisi demi kesempuranaan hasil dsb. Teknik senada bisa saja dilakukan, tetapi pemilihan materi dan kesempurnaan pengerjaan antara lain, membuat nilai suatu hasil berbeda. Pengenalan materi juga sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang paling maksimal. Untuk itu tak ada salahnya kita berjalan-jalan ke pasar, ke galeri, berkunjung ke supplier maupun tempat-tempat lain yang memberikan kontribusi tertentu dalam karya yang akan kita hasilkan. Malah bisa juga mengunjungi atau menyaksikan hal-hal yang sama sekali tak berhubungan dengan bidang karya kita. Membuka-buka buku referensi juga dapat dilakukan, misalnya buku praktis tentang anyaman.

Photobucket
{Box storage anyaman berbahan plastik yang tampak chic dan modern, koleksi The Storage Shoppe, Plaza Indonesia}

3. Mewujudkan hasil akhir yang bernilai?
Ide dan rancangan kerja sudah didapat, dan tujuan telah ditetapkan. Faktor ketahanan (endurance) ternyata juga diperlukan untuk menuntaskan suatu ide menjadi karya nyata. Banyak masalah akan dihadapi saat pelaksanaan mencapai tujuan. Yang diperlukan adalah kesanggupan semua pihak yang terlibat untuk tetap melihat dan berfokus pada tujuan, meskipun banyak tantangan dan hambatan dihadapi. Segala solusi bisa diusahakan, berdasarkan kesamaan tujuan, dan bermotifkan kebaikan.

Photobucket
{Tas anyaman berbahan kulit Bottega Veneta Barcelona Cabat, senilai USD 7250. Photo via Bottega Veneta}

4. Keberhasilan adalah mempertahankan kualitas (konsistensi) dan inovasi.
Bisa menuntaskan suatu karya belumlah terbilang sebagai keberhasilan (yang sempurna). Bila seseorang atau sekelompok orang secara berkesinambungan bisa menghasilkan karya yang baik dan berkualitas, barulah bisa dikatakan berhasil. Dan keberhasilan ini harus terus dipertahankan dengan menghasilkan inovasi yang terus bergerak ke arah lebih maju lagi. Bila tidak ada kemajuan lagi, kita akan terlibas orang lain yang terus maju, atau mungkin berarti kita sudah mati.

Masalahnya, banyak orang berbakat, orang kreatif, dan orang pintar, yang bisa berbuat tanpa banyak berpikir, layaknya orang menghirup udara dan menarik nafas. Itulah dalih yang digunakan pembelajar seperti saya (dan mungkin juga anda). Walhasil, kunci yang terakhir terletak pada positive response kita dalam menanggapi hal-hal yang kita temui di lapangan. Good luck! Continue >>

Friday, July 04, 2008

Featured Paintings

Mengapresiasi lukisan memang erat kaitannya dengan perasaan. Tak bisa dipungkiri pula bila banyak orang menggarisbawahi lukisan sebagai sarana investasi layaknya saham. Akhirnya memang, mau tak mau memang angka nominal cukup berperan agar kita bisa menikmati ungkapan seni ini.

Kunjungan ke beberapa galeri di Jakarta, maupun dalam gelaran lelang bulanan Masterpiece, membangkitkan kembali minat keindahan rasa yang memperkaya jiwa.
Saat memasuki CGFineArt milik kolektor Christiana Gouw, saya sempat mengamati beberapa karya Chandra Johan yang terpampang. Ekspresinya begitu kuat dan berani. Saya juga langsung terkesima dengan goresan I Nyoman Sani berjudul Penari Dua. Karyanya yang white on white, mengingatkan pada bride's style. Suatu kejelian mengungkapkan kesederhanaan dalam detil yang elegan dan modern.

painting

Satu lagi yang begitu menjerat imajinasi adalah lukisan Irwandi yang berjudul Ciuman Angsa. Keabstrakannya membuat saya tercekat. Canggih.

irwandi: ciuman angsa

Kira-kira, berapa nilai lukisan-lukisan di atas menurut anda? Continue >>

Wednesday, July 02, 2008

Deep down, we can't fool even ourself

Ini ilmiah: kemunafikan sebenarnya mengganggu nurani kita. Masalahnya, emang kita mau peka? Dan lagian, selama ini bukannya justru kita sendiri yang memanipulasi nurani untuk mencapai tujuan? Mungkin itu hanya 'saya', dan bukan 'kita'.

Bicara tentang nurani, kabarnya dalam peluncuran album kedua Intan Nuraini mengaku mantap total di musik dan meninggalkan karir acting yang melambungkan namanya. Se-ngetop apa Intan tempo hari? Wallahualam. Kala itu kebetulan saya masih di pedalaman. Continue >>

Toilets at Soekarno-Hatta airport poor: Survey

Salut untuk YLKI! Biasanya kita hanya bisa memendam keluhan, atau paling pol nulis di kolom surat pembaca, tentang joroknya toilet airport. Kini mereka malah bisa menggugat untuk memperbaiki citra bangsa. Ingin rasanya membandingkan dengan bandara Svarnabhumi Thailand, misalnya.

Katanya, "Many toilet users still do not know how to use the toilets correctly. We need to educate them." Bayangkan, hewan peliharaan seperti anjing saja bisa dilatih. Apakah benar pengguna jasa penerbangan atau pengguna bandara benar-benar sama sekali belum bisa menggunakan, atau (dengan kata lain yang lebih sadis,) tak mengenal aturan penggunaan toilet yang sewajarnya? Perlu materi kurikulum baru, kali ya?) Continue >>

Mengunjungi Museum

Kunjungan ke tempat bersejarah rupanya sedang kembali digalakkan. Setidaknya ada usaha ke sana yang terbaca di Kompas. Meski tidak mahal, kunjungan ke museum katakanlah, bukan merupakan kegiatan populer masyarakat umum. Tetapi untuk keseimbangan hidup, dan mengapresiasi perjalanan kehidupan pendahulu toh boleh juga. Bukankah banyak di antara kita sangat menikmati kunjungan ke tempat-tempat wisata bersejarah di luar negeri? Tetapi yang agak mengherankan, tak jarang yang mengaku tidak menikmati kunjungan ke tempat-tempat bersejarah di Indonesia.

Photobucket
{Grand Palace di Bangkok}

Saat mengajak kawan dari Banyuwangi mengunjungi Museum Sejarah Jakarta atau juga disebut Museum Fatahillah, Sabtu belum lama berselang, ada beberapa pengunjung yang tampak melihat-lihat di koridor museum. Dua hingga tiga keluarga dengan anak-anak, dua kelompok siswa SD (mungkin kelas tiga atau empat, karena secara physical masih kecil tetapi sudah sibuk mencatat ini dan itu) dengan guru-guru pendamping. Di pelataran Fatahillah tampak lebih banyak kerumunan. Ada gerombolan photographer yang memencar ke beberapa sudut, lalu juga sejumlah siswa kursus yang sedang praktek menggambar berlembar-lembar (bahkan hingga 50 gambar) di pelataran Cafe Batavia. Sementara di lorong jalan sebelah Museum Wayang, dan di depan bangunan bekas Cafe tampak digunakan beberapa pasangan untuk berfoto.

Kunjungan ke tempat bersejarah buat sebagian orang memang bukan hal yang ringan dan gampang dinikmati. Itu pula sebabnya saya cenderung kurang setuju bila murid-murid harus dicekoki dengan detil data-data sejarah, dihantui keharusan menghafal dll. Bukankah essensinya adalah anak memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam suatu hal? Sehingga ketika dewasa kelak, anak bisa meneladani kepatriotan sang pahlawan misalnya. Mengakulah, apa yang anda ingat dari kepahlawanan Diponegoro? Beberapa dari anda mungkin akan mengernyitkan dahi berusaha mengingat-ingat, tapi buat beberapa siswa, dengan gampang akan menyebutkan tanggal kelahiran atau wafatnya Jenderal Sudirman. Maksudnya, mana yang lebih penting: hafal detil data sejarah (jelas biar dapet nilai ulangan bagus dong!), atau mengerti dan memahami nilai-nilai kepahlawanan yang sesungguhnya? Itu sebabnya, (hikmah fajarnya nih) mari ajak dan biarkan orang-orang menikmati museum (atau tempat bersejarah manapun) tanpa harus punya beban.

• Meski bukan anggota komunitas atau pemerhati sejarah, saya cukup menikmati kunjungan di tempat bersejarah. Yang dilakukan di sana tentu saja melihat-lihat koleksi-koleksi yang disajikan. Antara lain dengan menghargai keunikan, memperhatikan fungsi-fungsinya, membayangkan kehidupan di masa lalu, serta merefleksikan ke masa sekarang. Sayang, kadang-kadang benda-benda tersebut tidak diberi keterangan, atau keterangannya hilang/rusak. Tak jarang juga dijumpai, koleksi yang begitu berdebu, bahkan kaca etalage tampak kusam. Dalam kunjungan ke Museum Keramik, malah sempat saya menyaksikan petugas yang membersihkan, tapi asal-asalan (lahhh yang penting masih dibersihin 'kan ya?).

• Dalam kunjungan wisata seperti ini saya juga memotret beberapa koleksi yang unik, bila memang tidak dilarang. Bentuk arsitektur bangunan juga menarik untuk difoto. Selain itu mengabadikan teman-teman yang turut serta. Anda maklum 'kan, menyaksikan orang-orang berfoto dengan aneka gaya di tempat-tempat seperti ini?

Photobucket
{Koleksi di Museum Nasional (Museum Gajah), berupa gagang cermin berukir dengan motif Hindu}

• Biasanya kalau sempat, sebelum melakukan kunjungan, saya akan membaca-baca atau mencari informasi tentang hal-hal yang akan dikunjungi. Harapannya adalah bisa tahu hal mana yang perlu diberi perhatian lebih atau jangan sampai terlewatkan. Betul, sayangnya kadang-kadang website khusus mereka tidak memberikan informasi yang lengkap dan memadahi.

• Kalau sudah begitu, biasanya guide jadi pilihan. Tapi biasanya tergantung kesepakatan rombongan. Bukan rahasia lagi kalau guide atau pemandu wisata sering tidak dipedulikan oleh rombongan orang Indonesia. Padahal memakai jasa guide itu memerlukan biaya tambahan yang tidak sedikit. Bandingkan dengan harga karcis masuk yang hanya Rp 2ribu, dengan tips guide katakanlah sekitar Rp 30ribu.

• Untuk melengkapi kunjungan, sempatkan melongok toko cenderamata terdekat atau tempat jajanan yang menjual penganan dengan tema yang sama. Anda tidak diwajibkan membeli sesuatu di sini. Tetapi setidaknya, di sini akan memberi gambaran umum, kenangan apa yang biasa dimiliki atau diingini pengunjung. Continue >>
hit tracker
hit tracker