Monday, July 07, 2008

Bingung Mencari Inspirasi?

Tak jarang di antara kita harus kebingungan, mencari ide dan inspirasi untuk banyak hal. Saya juga mengalaminya. Dari sekadar kebingungan mendapat ide tulisan, ide desain, ide foto, ide untuk memperoleh pemasukan baru, dan sebagainya. Tak salah koran Seputar Indonesia menggunakan clue ini untuk menggaet pembaca baru. Belajar dari kawan-kawan yang lebih dahulu menekuni dunia kreatif bisa jadi akan memberi masukan yang bermanfaat.

1. Ide ada dimana-mana.
Sanggupkah kita melihat dan menangkap ide? Konon kita akan sanggup menangkap ide bila kita menguasai, memahami apa yang kita kerjakan, memahami market yang digarap dan selanjutnya. Yang banyak disarankan adalah menggali ide dari keseharian kita. Misalnya photographer Edward Suhadi dalam kampanye iklannya di beberapa majalah tentang pernikahan menyarankan untuk melihat ide pemotretan dari deretan cover CD, juga berbagai sampul buku. Bagaimanapun, kita perlu banyak berlatih dan belajar dari berbagai hal dan sumber.

2. Bagaimana menerapkannya?
Dalam dunia kerja dibutuhkan adanya kesepakatan, kesamaan persepsi dan ide, sebelum akhirnya kita dapat mewujudkan hasil yang sesuai dengan rancangan awal. Bila ide ini digunakan secara perseorangan, maka penerapan memerlukan acuan, evaluasi dari pihak lain, revisi demi kesempuranaan hasil dsb. Teknik senada bisa saja dilakukan, tetapi pemilihan materi dan kesempurnaan pengerjaan antara lain, membuat nilai suatu hasil berbeda. Pengenalan materi juga sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang paling maksimal. Untuk itu tak ada salahnya kita berjalan-jalan ke pasar, ke galeri, berkunjung ke supplier maupun tempat-tempat lain yang memberikan kontribusi tertentu dalam karya yang akan kita hasilkan. Malah bisa juga mengunjungi atau menyaksikan hal-hal yang sama sekali tak berhubungan dengan bidang karya kita. Membuka-buka buku referensi juga dapat dilakukan, misalnya buku praktis tentang anyaman.

Photobucket
{Box storage anyaman berbahan plastik yang tampak chic dan modern, koleksi The Storage Shoppe, Plaza Indonesia}

3. Mewujudkan hasil akhir yang bernilai?
Ide dan rancangan kerja sudah didapat, dan tujuan telah ditetapkan. Faktor ketahanan (endurance) ternyata juga diperlukan untuk menuntaskan suatu ide menjadi karya nyata. Banyak masalah akan dihadapi saat pelaksanaan mencapai tujuan. Yang diperlukan adalah kesanggupan semua pihak yang terlibat untuk tetap melihat dan berfokus pada tujuan, meskipun banyak tantangan dan hambatan dihadapi. Segala solusi bisa diusahakan, berdasarkan kesamaan tujuan, dan bermotifkan kebaikan.

Photobucket
{Tas anyaman berbahan kulit Bottega Veneta Barcelona Cabat, senilai USD 7250. Photo via Bottega Veneta}

4. Keberhasilan adalah mempertahankan kualitas (konsistensi) dan inovasi.
Bisa menuntaskan suatu karya belumlah terbilang sebagai keberhasilan (yang sempurna). Bila seseorang atau sekelompok orang secara berkesinambungan bisa menghasilkan karya yang baik dan berkualitas, barulah bisa dikatakan berhasil. Dan keberhasilan ini harus terus dipertahankan dengan menghasilkan inovasi yang terus bergerak ke arah lebih maju lagi. Bila tidak ada kemajuan lagi, kita akan terlibas orang lain yang terus maju, atau mungkin berarti kita sudah mati.

Masalahnya, banyak orang berbakat, orang kreatif, dan orang pintar, yang bisa berbuat tanpa banyak berpikir, layaknya orang menghirup udara dan menarik nafas. Itulah dalih yang digunakan pembelajar seperti saya (dan mungkin juga anda). Walhasil, kunci yang terakhir terletak pada positive response kita dalam menanggapi hal-hal yang kita temui di lapangan. Good luck!

2 comments:

Mama Mima said...

om, thx yah, tepat di saat aku butuh inspirasi...
btw, itu kok tas belanja aku di pajang di situ sih... hehehe... nasib si Cabat, cuman buat diisi apel dua kilo.. :D

Ompol said...

oops! ketahuan deh tasmu aku foto hihihi. yoi, nasib tas belanja yang bisa bikin deg-degan itu ...
bingung dah, lagian ngapain punya keranjang belanja kok takut make-nya hahaha.

hit tracker
hit tracker